Pengalaman wisata lebih membahagiakan daripada barang

[big_title][border margin=”no”][/border]

SAATNYA MENGALOKASIKAN DANA ANDA UNTUK SEBUAH PENGALAMAN BUKAN BARANG

“tidak dikatakan kaya orang yang memiliki banyak harta, tetapi orang kaya adalah yang kaya jiwanya.”

Wisata Pindul dan Rafting Semarang
Wisata Pindul dan Wisata Rafting Semarang

Menurut penelitian orang yang menghabiskan uang pada pengalaman cenderung lebih bahagia daripada orang yang menghabiskan uangnya untuk membeli barang.

Bukankah membeli mobil seri terbaru, gadget tercanggih dan termodern, rumah mewah dengan segala fasilitasnya merupakan sebuah ukuran kebahagian?

Bukankah dengan barang-barang tersebut kita bisa memenuhi kebutuhan hidup lebih mudah sehingga membuat kita lebih bahagia?

Benar kebahagiaan akan didapatkan ketika barang itu terbeli, namun seiring waktu kita beradaptasi dengan barang yang sudah kita beli, bosan kita sering menyebutnya.

Atau perkembangan zaman membuat apa yang kita beli akan semakin tertinggal dengan produk baru yang kualitasnya lebih baik.

Kenyataan ini membuktikan kepada kita bahwa uang yang kita belanjakan dalam bentuk barang akan menyusut secara nilai, dan memancing kita terus belanja model terbaru dan tentunya semakin banyak kerugian yang ditanggung.

Kebahagiaan yang hadir adalah saat kita membeli barang tersebut tidak setelah kita memilikinya.

Sebaliknya orang-orang yang membelanjakan uangnya untuk sebuah pengalaman seperti berwisata, mendaki gunung tertinggi, berkunjung keberbagai negara, bermain berbagai macam permainan, seolah kita hanya menghabiskan uang untuk bersenang-senang. Namun justru kesenangan itulah yang sulit untuk didapatkan.

Ditengah kesibukan yang menuntut manusia melakukan banyak hal, berhenti sejenak dari rutinitas menjadi obat yang sangat mujarab dalam memerangi tekanan hidup. Selain itu hal yang tidak mungkin dapat digantikan berapapun nilainya adalah sebuah kenangan yang tercipta ketika kita berkegiatan.

Tawa masih bisa pecah ketika kita bercerita tentang perjalanan wisata yang pernah dilakukan bersama, meskipun sudah dilakukan beberapa tahun yang lewat.

Para peneliti dari San Francisco State University menyampaikan hasil penelelitiannya bahwa, pada kenyataannya memahami hidup adalah semua tentang kenangan yang kita buat, tapi kami terjebak dalam trend dan permintaan yang kita gali sendiri dan melakukan pembelian yang memastikan kita pasti akan menyesal.

Peserta penelitian juga mengungkapkan pengalaman hidup akan lebih menguntungkan daripada membeli barang-barang terbaru dan terbesar dalam daftar keinginan mereka.

Peserta juga menyampaikan bahwa kebahagiaan hadir sementara sesaat  setelah mereka membeli barang yang diinginkan, peserta segera menyadari mereka lebih suka menaruh uang itu ke sebuah pengalaman, yang akan meningkatkan kebahagiaan mereka untuk waktu yang lebih lama dan berkelanjutan.

Dr. Thomas Gilovich adalah seorang profesor psikologi di Cornell University yang telah mencari hubungan antara uang dan kebahagiaan.

Dia bilang,

Kami membeli hal yang membuat kita bahagia, dan kami berhasil. Tapi hanya untuk sementara waktu. Hal-hal baru yang menarik untuk kita pada awalnya, tapi kemudian kami beradaptasi dengan mereka.

Untuk lengkapnya dapat dilihat di http://elitedaily.com/news/world/people-spend-money-experiences-instead-things-much-happier/983208/

Referensi yang lebih dahsyat melebihi referensi sebelumnya adalah sebuah hadist yang disampaikan oleh manusia terbaik  sepanjang sejarah umat manusia sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Rasululloh Muhammad SAW sudah mengingatkan melalui sabdanya: “tidak dikatakan kaya orang yang memiliki banyak harta, tetapi orang kaya adalah yang kaya jiwanya.”

Selamat mengalokasikan dana anda untuk menambah pengalaman dalam hidup anda, karena kelak yang akan diminta pertanggung jawaban adalah seberapa banyak yang anda lakukan bukan seberapa banyak yang anda kumpulkan.